Esensi Pengkajian Ilmu

Posted by Unknown Label:


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.latar belakang
Filsafat tertarik terhadap aspek kualitatif daripada benda-benda atau segala sesuatu, terutama dalam makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak dan mengabaikan setiap aspek yang autentik dari penglaman manusia. Hidup mendorong kita untuk mebuat pilihan dan bertindak berdasarkan sekala nilai-nilai. Filsafat berusaha memformulasikan makna dan nilai-nilai dalam cara yang paling dapat diterima oleh akal.
Kegiatan keilmuan tidaklah dilakukan secara misterius,melainkan semuanya bersifat terbuka.Segenap unsur dan langkah yang terlibat didalamnya diungkapkan dengan jelas sehingga memungkinkan semua pihak mengetahui keseluruhan proses yang telah dilakukan.pengungkapan ini dilakukan secara tersurat  dengan mempergunakan berbagai media yang tersedia dalam komunikasi keilmuan.

1.2.rumusan masalah
1.      Apa yang dikaji dalam bidang kajian filsafat?
2.      Apa yang dibahas dalam filsafat?
3.      Apa yang dimaksud dengan metafisika?
4.      Apa saja batasan dalam kajian ilmu?






BAB II
PEMBAHASAN
ESENSI PENGKAJIAN ILMU
2.1. Bidang kajian filsafat
Para filosof berusaha memecahkan masalah-masalah yang penting bagi manusia,baik secara langsung ataupun tidak langsung.melalui pengujian yang kritis,filosof mencoba untuk mengevaluasi informasi-informasi dan kepercayaan-kepercayaan yang kita miliki tentang alam semesta serta kesibukan dunia manusia.filisof mencoba membuat generalisasi, sistematika,dan gambaran-gambaran yang konsisten tentang semua hal yang kita ketahui dan kita pikirkan.
Titus mengemukakan ada tiga tugas utama dari filsafat ialah:
A.    Mendapatkan pandangan yang menyeluruh
B.     Menemukan makna dan nilai-nilai dari segala sesuatu
C.     Menganalisis dan mengandalkan kritik terhadap konsep-komsep
Filsafat mencoba untuk memadukan hasil-hasil dari berbagai ilmu yang berbeda kedalam suatu pandangan dunia yang konsisten. Filosof cenderung untuk tidak menjadi spesialis seperti ilmuan, menganalisis dengan suatu pandangan yang menyeluruh tentang benda-benda atau masalah-masalah.
Filsafat tertarik terhadap aspek kualitatif daripada benda-benda atau segala sesuatu, terutama dalam makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak dan mengabaikan setiap aspek yang autentik dari penglaman manusia. Hidup mendorong kita untuk mebuat pilihan dan bertindak berdasarkan sekala nilai-nilai. Filsafat berusaha memformulasikan makna dan nilai-nilai dalam cara yang paling dapat diterima oleh akal.

2.2. Apa yang dibahas filsafat?
Bahwa filafat adalah berfikir secara radikal, sistematis,dan universal tentang segala sesuatu.jadi yang menjadi objek pemikiran filsafat ialah segala sesuatu yang ada. Semua yang  ada menjadi bahan pemikiran filsafat.namun karna filsafat merupakan usaha berfikir manusia secara sistematis,maka ini perlu mensistematisasikan segala sesuatu yang ada itu.  kita perlu mengklasifikasikan segala sesuatu yang ada.

2.3.Pengertian dan jenis metafisika
Secara etimologi metafisika berasal dari kata”meta” dan “fisika” (yunani).”meta” berarti sesudah, dibelakang atau melampui,dan “fisika”,berarti alam nyata. Kata fisik (physic) disini sama dengan “nature”,yaitu alam. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat, yang tersimpul dibelakang dunia fenomenal. Metafisika melampui pengalaman ,objeknya diluar hal yang dapat ditangkap pancaindra.

2.4. Jenis metafisika
Metafisika dapat dibagi menjadi dua bagian,yaitu:
a.       Ontologi
Ontolaogi mempersoalkan tentang esensi dari yang ada,hakikat adanya dari segala sesuatu wujud yang ada
b.      Metafisika khusus
Mempersoalkan theologi,kosmologi,dan antropologi

2.5. Metafisika dan pengetahuan ilmiah
Dari semua cabang filsafat,metafisika kedengarannya paling abstrak,sehingga dalam penggunaan biasa,adalah sebuah  teori yang tampaknya sulit masuk akal,yang sering disebut metafisik.



2.6.Teori nilai
Metafisika mencoba mengetahui sifat terakhir dari kenyataan,dan dengan pengetahuan ini menyusun seluruh kenyataan dalam suatu sistem yang mencakup semua.

Sebenarnya dengan teori pengetahuan ini kita sudah tiba pada teori nilai.teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian yaitu proses-proses yang mendahului,mengiringkan,malahan menentukan semua kelakuan manusia. Karna itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya
2.7. Metafisika sebagai teori tentang sifat terakhir kenyataan
Sejak Sokrates,yang menyebutnya dirinya seorang filsuf yaitu orang yang tahu.bahwa ia tak tahu, tetapi yang ingin tahu sampai sekarang,filsafat telah dirumuskan dengan berbagai-bagai cara meskipun definisi-definisi ini berbeda-beda ,tetapi pada umumnya sekaliannya dapatlah dikembalikan kepada pengertian metafisika teori pengetahuan dan teori nilai,yang merupakan tiga cabang filsafat yang penting.sepanjang sejarah ,metafisika, teori pengetahuan dan teori nilai,terintegrasi dalam berbagai-bagai sistem filasafat.tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur dan tekanan yang berbeda-beda berdasarkan konsep yang berbeda-beda tentang sifat kenyataan yang terakhir,sedangkan konsep-konsep itu dihasilkan pula oleh filsuf yang berbeda-beda pendirian,metodalogi dan cara berfikirnya.

2.8. Asumsi Dalam Ilmu
Ilmu  mempunyai tiga asumsi mengenai objek empiris:
a.       Menganggap objek-objek tertentu mempnyai keserupaan satu sama lain,umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat, dan sebagainya, berdasarkan ini maka kita dapat mengelompokkan beberapa objek yang serupa kedalam satu golongan.
b.      Anggapan bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu keadaan tertentu.Kegiatan ini jelas tidak mungkin dilakukan bila objek selalu berubah-ubah tiap waktu.walaupun begitu tidak mungkin kita menuntut adanya kelestarian yang absolut,sebab dalam perjalanan waktu tiap benda akan mengalami perubahan.karna itu ilmu hanya menuntut adanya kelestarian yang relatif, artinya sifat-sifat pokok dari suatu benda tidak berubah dalam waktu tertentu
c.       Determinisme merupakan asumsi ilmu yang ketiga. Kita menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.

2.9. Kelebihan dan kekurangan ilmu
Dibandingkan dengan pengetahuan lain maka ilmu berkembang dengan sangat cepat. Salah satu faktor utama yang mendorong perkembangan ini ialah faktor sosial dari komunikasi ilmiah yang membuat penemuan individual segera diketahui dan dikaji okeh anggota masyarakat ilmuan lainnya.tersedia alat komunikasi tertulis dan komunikasi elektronik dalam bentuk majalah,buletin,jurnal,micro film,telek dan sebagainya sangat menunjang intensitas komunikasi ini.

Sejarah ilmu telah mencatat banyak kebenaran ilmiah dimasa lalu yang sekarang ini tidak dapat diterima lagi karena manusia telah menemukan kebenaran lain yang ternyata lebih dapat diandalkkan.sifat pragmatis inilah yang sebenarnya merupakan kelebihan dan sekaligus kekurangan ilmu. Sikap pragmatis dari ilmu adalah cocok dengan perkembangan peradaban manusia,telah terbukti secara nyata peranan ilmu dalam membangun peradaban tersebut.



2.10.        Kelebihan dan kekurangan berfikir secara keilmuan
Bahwa kelebihan ilmu terletak pada pengetahuan yanga tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji kebenarnnya.faktor pengujian ini memberikan karaktristik yang unik kepada proses kegiatan keilmuan.

Kegiatan keilmuan tidaklah dilakukan secara misterius,melainkan semuanya bersifat terbuka.Segenap unsur dan langkah yang terlibat didalamnya diungkapkan dengan jelas sehingga memungkinkan semua pihak mengetahui keseluruhan proses yang telah dilakukan.pengungkapan ini dilakukan secara tersurat  dengan mempergunakan berbagai media yang tersedia dalam komunikasi keilmuan.

2.11.        Batas pengkajian ilmu
a.       Tidak semua permasalahan yang dipersolkan manusia dalam hidup dan kehidupannya dapat dijawab dengan tuntas oleh ilmu pengetahuan itu.
b.      Nilai kebenaran ilmu pengetahuan itu bersifat positf relatif atau nisbi dalam arti tidaklah mutlak kebenarannya.
c.       Batas dan relativitas ilmu pengetahuan bermuara pada filsafat dalam arti bahwa semua permasalahan yang berada diluar atau diatas jangkauan dari ilmu pengetahuan itu diserahkan kepada filsafat untuk menjawabnya.







BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bahwa kelebihan ilmu terletak pada pengetahuan yanga tersusun secara logis dan sistematis serta telah teruji kebenarnnya. Faktor pengujian ini memberikan karaktristik yang unik kepada proses kegiatan keilmuan.

Kegiatan keilmuan tidaklah dilakukan secara misterius,melainkan semuanya bersifat terbuka.Segenap unsur dan langkah yang terlibat didalamnya diungkapkan dengan jelas sehingga memungkinkan semua pihak mengetahui keseluruhan proses yang telah dilakukan.pengungkapan ini dilakukan secara tersurat  dengan mempergunakan berbagai media yang tersedia dalam komunikasi keilmuan. 

3.2. saran
Esensi pengkajian ilmu harus digali, didayagunakan, dan dikembangkan dengan mengacu pada asas-asas sebagaimana yang dikemukakan diatas. Melalui aplikasi dalam proses penyampaian seluruh materi pendidikan berfikir secara logika, diharapkan proses itu dapat diterima, difahami, dihayati, dan diyakini sehingga pada gilirannya memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam bentuk nyata.
Mungkin hanya itu yang dapat kami simpulkan dari beberapa uraian diatas. Semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya generasi muda yang akan terjun dimasyarakat tentunya harus mempunyai bekal yang matang dan baik.



Daftar Pustaka
Burhanuddin Salam, Logika Materiil,jakarta,Rineka Cipta,1997
Mundiri, Logika, Jakarta: Raja Garfindo Persada,
Poejawijatna, Logika Filsafat Berfikir, Jakarta, Rineka Cipta, 1992

0 komentar:

Posting Komentar